Spermisida: Apa yang harus diketahui oleh para penggunanya, tetapi sering kali tidak diketahui
Seiring dengan semakin banyaknya orang yang menyadari pentingnya seks yang terlindungi, penggunaan alat kontrasepsi dan spermisida pun meningkat. Seks terproteksi adalah metode terbaik untuk mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual. Sementara pria mengenal kondom, wanita menggunakan spermisida untuk mencegah kehamilan. Namun, spermisida tidak melindungi Anda dari semua penyakit menular seksual. Sebaliknya, spermisida dapat membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit-penyakit mematikan ini.
Apa yang dimaksud dengan Spermisida?
Spermisida adalah jenis kontrasepsi yang mengandung bahan kimia, yang dapat menghentikan sperma mencapai sel telur. Biasanya dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks untuk mencegah kehamilan. Spermisida tersedia dalam berbagai bentuk seperti krim, gel, lapisan, busa, dan supositoria (sisipan lembut yang meleleh menjadi krim di dalam vagina Anda). Meskipun banyak merek dan jenis spermisida yang tersedia, semuanya bekerja dengan cara yang sama, yaitu dengan memblokir leher rahim dan mencegah sperma bersentuhan dengan sel telur.
Seberapa Efektifkah Spermisida Dalam Mencegah Kehamilan?
Spermisida paling efektif jika digunakan dengan benar setiap kali Anda melakukan hubungan seks melalui vagina. Akan tetapi, ini bukanlah teknik yang pasti untuk mencegah kehamilan. Statistik menunjukkan bahwa 18 persen wanita yang menggunakan spermisida akan hamil setiap tahunnya, bahkan jika spermisida selalu digunakan dengan benar. Meskipun menggunakan spermisida saja bukanlah cara yang paling efektif untuk mencegah kehamilan, namun hal ini lebih baik daripada tidak menggunakan alat kontrasepsi sama sekali.
Dapatkah Anda Membuat Spermisida Lebih Efektif?
Ya, efektivitas spermisida dapat ditingkatkan dengan melakukan tindakan pencegahan yang sederhana. Wanita harus memastikan bahwa mereka menggunakan spermisida dengan benar setiap kali melakukan hubungan seks melalui vagina. Cara terbaik untuk mencegah kehamilan adalah dengan menggunakan spermisida bersama dengan metode lain, seperti kondom atau menarik diri sebelum ejakulasi.
Pria dapat menarik diri (menarik keluar) sebelum ejakulasi (ejakulasi), yang mencegah sperma masuk ke dalam vagina dan menyebabkan kehamilan. Penggunaan kondom dan spermisida secara bersamaan memberikan perlindungan terbaik terhadap kehamilan, dan kondom juga mencegah penyakit menular seksual.
Apakah Spermisida Melindungi dari Penyakit Menular Seksual?
Sayangnya, tidak. Spermisida hanya menawarkan perlindungan terbatas terhadap beberapa penyakit menular seksual. Menggunakan spermisida berkali-kali dalam sehari justru dapat meningkatkan risiko Anda terkena HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Karena adanya bahan kimia yang disebut Nonoxynol-9 (N-9) dalam spermisida, vagina menjadi teriritasi sehingga memudahkan kuman penyakit menular seksual masuk ke dalam tubuh.
Menggunakan kondom bersamaan dengan spermisida tidak hanya mencegah kehamilan tetapi juga melindungi Anda dari penyakit menular seksual. Satu risiko yang harus diketahui oleh setiap orang yang menggunakan spermisida adalah jika pasangan Anda memiliki penyakit menular seksual, maka spermisida harus digunakan dengan hati-hati. Spermisida bekerja paling baik untuk pasangan yang monogami. Nonoxynol-9 sebenarnya sangat efektif dalam menghancurkan virus dan bakteri yang menyebabkan penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore.
Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai keefektifannya pada HIV. Satu-satunya masalah adalah bahwa ia juga mengiritasi sel-sel yang melapisi vagina dan rektum, membuat mereka lebih rentan terhadap serangan virus dan bakteri yang sama.
Apa itu Nonoxynol-9?
Nonoxynol-9, bahan dalam spermisida, pada dasarnya adalah deterjen, yang berarti mengganggu lapisan membran sel. Jika sering digunakan, bahan ini dapat mengikis sel-sel yang membantu melindungi dari penyakit-penyakit ini. Para ahli medis merekomendasikan penggunaan kondom untuk pengguna rutin atau wanita yang berisiko tinggi terkena HIV (pekerja seks atau mereka yang memiliki pasangan yang terinfeksi HIV), karena ini adalah pilihan yang jauh lebih baik.
Apa Saja Efek Samping Spermisida?
Spermisida dapat menjadi sangat efektif hanya jika digunakan dengan benar setiap kali Anda berhubungan seks. Selain itu, spermisida juga dapat menimbulkan efek samping. Beberapa orang juga alergi terhadap spermisida. Jika vagina Anda atau penis pasangan Anda terasa perih atau teriritasi setelah berhubungan seks, ini merupakan indikasi bahwa salah satu dari Anda mungkin sensitif terhadap spermisida.
Bahkan jika berganti-ganti merek tidak berhasil, maka spermisida mungkin bukan merupakan metode kontrasepsi yang baik untuk Anda. Seringkali, spermisida dapat keluar dari vagina Anda dan cukup berantakan. Bahkan rasa dari spermisida dapat terasa menjijikkan dan menyinggung.
Penting: Terlepas dari jenis kontrasepsi yang Anda gunakan, menggunakan kondom pria atau kondom wanita setiap kali berhubungan seks adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit menular seksual. Kondom menawarkan perlindungan tingkat kedua dari kehamilan. Pastikan Anda membaca petunjuk yang tertera pada kemasan spermisida dan menggunakannya setiap kali berhubungan seks.