Hubungan antara asupan kafein dan kandung kemih Anda
Kopi adalah minuman andalan bagi jutaan orang ketika mereka membutuhkan dorongan untuk menjalani pagi hari. Secangkir kopi atau teh pertama di hari itu dapat menjadi cara yang bagus untuk bangun di pagi hari dan mendapatkan energi ekstra untuk menjalani rutinitas Anda dan pergi ke kantor. Secangkir pertama biasanya diikuti dengan lebih banyak cangkir untuk menjaga seseorang tetap berfungsi pada tingkat yang optimal sepanjang hari, tetapi hal ini dapat memiliki banyak efek negatif pada tubuh. Kafein bekerja dengan menggairahkan sistem peredaran darah, yang berarti ada lebih banyak aktivitas darah di dalam tubuh. Inilah yang membuat kita tetap waspada sepanjang hari, tetapi hal ini juga dapat memberikan tekanan yang tidak semestinya pada kandung kemih kita. Kafein dikenal sebagai diuretik, yang berarti meningkatkan jumlah urin yang dihasilkan tubuh. Selain itu, kafein juga meningkatkan aliran darah ke ginjal sekaligus mengurangi penyerapan air dan natrium, yang meningkatkan keinginan tubuh untuk buang air kecil. Efek-efek ini juga dapat menyebabkan dehidrasi jika orang tersebut tidak menjaga dirinya tetap terhidrasi dengan baik. Konsumsi kafein secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah yang berhubungan dengan kandung kemih.
Keinginan terus-menerus untuk buang air kecil
Keinginan untuk buang air kecil secara terus-menerus adalah gejala yang sangat umum dari kandung kemih yang terus-menerus terlalu aktif, dan menyebabkan keinginan untuk buang air kecil secara tiba-tiba dan segera yang tidak dapat diabaikan. Ini adalah kondisi yang sangat umum terjadi pada mereka yang sering buang air kecil sepanjang hari (setidaknya 8 kali sehari). Keinginan untuk buang air kecil yang terus-menerus dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti otot panggul yang lemah, obat-obatan, alkohol, dan kafein. Kondisi ini bisa sangat mengganggu karena dapat menyerang kapan saja, dan menahan buang air kecil bukanlah suatu pilihan. Kafein sudah menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak air seni karena sifat diuretiknya, tetapi konsumsi berlebihan juga dapat menyebabkan lebih banyak komplikasi dalam tubuh. Kafein dapat menumpulkan saraf yang mengirimkan pesan antara kandung kemih, dan asupan kafein yang berlebihan dalam jangka waktu yang lama dapat menumpulkan saraf sedemikian rupa sehingga otak Anda tidak dapat lagi mengenali kapan kandung kemih Anda penuh. Ini berarti kandung kemih dapat meluap dan menyebabkan kebocoran urin yang tidak disengaja.
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih dapat menjadi kondisi yang sangat menyakitkan, meskipun hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Kebanyakan orang umumnya mengalami nyeri saat buang air kecil, iritasi kandung kemih, serta sensasi urgensi dan frekuensi yang terus menerus. Kondisi ini dapat diatasi dengan antibiotik yang diresepkan dan peningkatan hidrasi. Wanita dan lansia memiliki risiko tertinggi terkena infeksi saluran kemih. Karena kafein telah mempengaruhi kandung kemih dengan cara yang negatif, kafein dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya ISK bagi mereka yang mengonsumsi kafein secara berlebihan. Infeksi pada kandung kemih disebabkan oleh bakteri yang menyebar karena dehidrasi atau evakuasi yang tidak memadai pada kandung kemih. Kafein sudah membuat tubuh mengalami dehidrasi karena mengurangi jumlah air yang diserap, dan menyebabkan seringnya buang air kecil yang tidak dapat selalu ditahan. Hal ini memberikan tekanan yang signifikan pada kandung kemih, dan dapat menyebabkan ISK yang menyakitkan. Jika Anda sudah menderita ISK, sebaiknya hindari kafein, alkohol, dan minuman bersoda, serta hanya mengandalkan air untuk menghidrasi tubuh Anda.
Inkontinensia
Inkontinensia, yang juga dikenal sebagai keluarnya air seni tanpa disengaja, mempengaruhi jutaan orang yang sebagian besar adalah wanita. Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Alabama menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi kafein dalam jumlah tinggi memiliki kemungkinan 70 persen lebih besar untuk mengalami inkontinensia urin jika dibandingkan dengan wanita yang tidak mengonsumsi kafein. Meskipun kafein dalam jumlah sedang tidak terkait dengan masalah kandung kemih ini, asupan yang lebih tinggi menunjukkan risiko yang signifikan untuk mengalami inkontinensia. Namun, belum diketahui apakah kafein memperparah inkontinensia yang sudah ada yang disebabkan oleh faktor lain. Meskipun tampaknya tidak realistis untuk benar-benar menghentikan konsumsi kafein bagi mereka yang membutuhkannya untuk menjalani hari, mengurangi konsumsi kafein hingga maksimal dua cangkir sehari dapat mengurangi efek negatif pada kandung kemih.