Cedera paling umum yang disebabkan oleh berenang

Berenang adalah latihan kebugaran berdampak rendah yang fantastis yang populer di kalangan jutaan perenang kompetitif dan rekreasi. Pakar kebugaran merekomendasikan renang karena dampaknya yang lembut dan tidak menimbulkan stres pada tubuh karena daya apungnya membantu menopang berat badan sekaligus memberikan latihan yang lengkap dengan melatih sebagian besar otot-otot utama. Perenang profesional dapat berlatih dengan berenang hampir 8 kilometer sehari. Namun, seiring dengan pengerahan tenaga yang ekstrem dan gerakan yang berulang-ulang, muncullah keausan, dalam hal ini pada persendian, bahu, lutut, pinggul, dan punggung, tergantung dari kayuhannya. Berikut ini adalah beberapa cedera yang umum terjadi akibat berenang.

Bahu Perenang

Terlepas dari jenis kayuhannya, bahu selalu bergerak karena gerakan tangan yang terus menerus dalam berenang. Gaya crawl depan dan gaya punggung adalah penyebab utama bahu perenang. Sendi bahu adalah salah satu bagian tubuh yang paling sering terkena dampak karena cedera renang atau penggunaan yang berlebihan. Cedera bahu dapat mencakup pelampiasan manset rotator yang terjadi karena tekanan pada manset rotator dari tulang belikat atau tulang belikat. Peradangan tendon bisep yang menyakitkan yang disebut tendinitis bisep dan ketidakstabilan bahu dapat diakibatkan oleh kelelahan dan kelemahan manset rotator dan otot-otot di sekitar tulang belikat.

Cedera Leher

Kontrol napas adalah bagian penting dalam berenang karena Anda harus tahu cara menahan napas saat berada di bawah air. Teknik pernapasan sangat penting untuk performa renang yang optimal. Sebagian besar perenang cenderung berfokus pada waktu dan mengabaikan cara mengangkat kepala untuk menghirup udara. Teknik yang tidak tepat dalam mengangkat kepala untuk menghirup udara dengan gerakan berulang-ulang secara bertahap dapat menyebabkan rasa sakit di leher. Penyebab paling umum dari nyeri leher saat berenang adalah menjulurkan leher terlalu jauh saat menghirup udara. Oleh karena itu, mempelajari metode yang benar untuk muncul cukup jauh untuk mengambil udara sangat penting untuk mencegah cedera leher. Sebelum terjun ke kolam renang, ada baiknya Anda melakukan peregangan leher dan roll.

Nyeri Punggung Bawah

Cedera punggung bawah biasanya terjadi akibat terlalu sering melakukan gaya kupu-kupu. Gaya kupu-kupu adalah gaya yang mengerahkan tenaga secara fisik dalam berenang dan sebagian besar dilakukan oleh perenang kompetitif. Karena gaya ini terutama dilakukan oleh orang-orang yang sering berenang, maka lama-kelamaan akan menimbulkan rasa sakit. Perenang yang melakukan gaya ini tidak menoleh ke samping ketika mereka menghirup udara. Sebaliknya, mereka memposisikan tubuh mereka sejajar dengan dasar kolam dan mengangkat kepala mereka langsung ke atas. Gerakan ini menyebabkan tekanan pada punggung bawah ketika dilakukan terus-menerus dan secara bertahap menyebabkan rasa sakit. Masalah cakram punggung bawah atau bahkan spondilolisis dapat terjadi karena tendangan lumba-lumba, yang sering digunakan dalam renang kompetitif. Sekali lagi, melakukan peregangan dan pemanasan otot punggung sebelum masuk ke kolam renang adalah cara terbaik untuk mencegah hal ini terjadi.

Lutut Perenang

Lutut perenang, sejenis nyeri lutut yang biasanya berhubungan dengan gaya dada, juga dikenal sebagai lutut gaya dada. Gaya dada sering dianggap sebagai gaya yang relatif mudah dan banyak perenang yang mengikuti teknik yang tidak tepat, yang merupakan alasan utama di balik kondisi lutut perenang. Menendang kaki untuk mendorong ke depan saat kaki diposisikan pada sudut 90 derajat memberikan banyak tekanan pada lutut. Hal ini menyebabkan kerusakan kumulatif jika gaya dada dilakukan dengan tidak benar dalam durasi yang lama. Kondisi ini menyebabkan lutut menjadi lemah, nyeri tumpul, nyeri yang tiba-tiba dan tajam, dan peradangan pada lutut.

Kram Otot

Kram kaki dan lengan saat berenang adalah hal yang umum terjadi dan terjadi ketika otot berkontraksi secara tidak sengaja dan tidak rileks. Ketika otot berkontraksi menjadi kejang yang kuat dan berkelanjutan, otot menjadi kram. Kram menyebabkan pengerasan otot yang terlihat disertai dengan rasa sakit yang parah dan terasa lembut saat disentuh. Beberapa gejala umum kram otot adalah otot yang tiba-tiba kaku dan tegang, nyeri di daerah otot yang terkena, dan gerakan yang terbatas atau sulit di daerah yang terkena.