Bagaimana berolahraga menyebabkan nyeri dada pada atlet remaja

Nyeri dada bukanlah sesuatu yang hanya menyerang orang tua dengan penyakit jantung. Kondisi dan olahraga lain dapat memicu rasa sakit pada orang-orang dari segala usia – termasuk atlet remaja. Juga dikenal sebagai angina, nyeri dada memang menakutkan. Rasanya seperti ada tangan yang meremas dada. Kadang-kadang, rasa sakit dapat menyebar ke bahu, lengan, rahang, leher, atau punggung.

Nyeri dada saat berolahraga bukanlah pertanda baik. Tentu saja, kehabisan napas adalah hal yang normal, tetapi seharusnya tidak terasa sakit. Sangat mudah untuk mengasumsikan bahwa itu adalah serangan jantung. Bagaimanapun juga, penyakit jantung adalah penyakit fatal nomor satu pada pria dan wanita, dan nyeri dada adalah pertanda utama. Sebagian besar kematian mendadak pada atlet yang lebih muda terkait dengan masalah jantung yang diturunkan. Atlet yang lebih tua, sekitar usia 30 hingga 35 tahun, dapat menyalahkan aterosklerosis sebagai penyebab sebagian besar kematian mendadak. Namun, ada banyak sekali penyebab nyeri dada lainnya. Tetaplah aman dengan mengetahui dan memahami kemungkinan penyebab nyeri dada.

Penyebab Nyeri Dada Pada Atlet Remaja

Nyeri Dinding Dada Sering Terjadi Pada Atlet Remaja

Costochondritis, atau nyeri dinding dada, umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Ini adalah masalah muskuloskeletal yang disebabkan oleh tulang rawan yang meradang. Tulang rawan ini menghubungkan sebagian besar tulang rusuk, sehingga rasa sakit dapat dirasakan di sekitar tulang rusuk, tulang dada, atau tulang belakang.

Untuk atlet remaja, penyebab utamanya adalah trauma atau aktivitas fisik yang baru. Rasa sakitnya sering kali tajam dan bertambah parah saat bernapas dalam-dalam atau mengubah posisi. Panas dan istirahat akan meringankan rasa sakit.

Asma Dapat Dipicu Oleh Olahraga

Asma menyerang 1 dari 11 anak. Anak yang lebih muda memiliki saluran napas yang lebih kecil, sehingga asma lebih sulit ditangani. Gejalanya meliputi mengi, batuk, kesulitan bernapas, dan nyeri dada.

Olahraga adalah pemicu utama nyeri dada. Untuk berolahraga dengan aman, periksakan diri secara teratur ke dokter Anda. Obat dan instruksi apa pun harus diikuti dengan saksama.

Infeksi Pernapasan Sering Terjadi Pada Atlet

Di lingkungan sekolah, infeksi pernapasan sering terjadi. Bronkitis dan pneumonia adalah dua infeksi yang menyebabkan nyeri dada. Gejala tambahan termasuk demam, batuk, dan dahak. Pada pneumonia, sakit kepala dan sakit perut juga dapat terjadi. Seorang atlet remaja dengan gejala-gejala ini harus segera mengunjungi dokter. Tergantung pada jenis infeksinya, antibiotik atau obat antivirus akan dibutuhkan.

Penyebab Nyeri Dada Saat Berolahraga

Ketegangan Otot Bisa Disebabkan Oleh Angkat Berat

Tegangnya otot atau tendon di antara tulang rusuk dapat menyebabkan nyeri dada. Ini berarti otot tersebut meregang atau robek setelah menarik, memutar, atau mengangkat benda berat. Bisa ditebak, hal ini mungkin terjadi jika Anda mengangkat beban. Selain nyeri dada, ketegangan menyebabkan kejang, kram, dan bengkak. Pengobatannya membutuhkan waktu istirahat yang lama, pengompresan, dan obat pereda nyeri. Jika Anda mengalami ketegangan yang sangat parah, temui dokter Anda sesegera mungkin.

Nyeri Dinding Dada Dapat Berhubungan Dengan Artritis

Selain trauma, olahraga berat dan angkat beban dapat menyebabkan nyeri dada. Sekali lagi, hal ini terjadi ketika tulang rawan meradang. Pada orang dewasa, artritis dapat berperan. Meskipun nyeri dinding dada biasanya menghilang dengan sendirinya, kompres panas atau dingin dapat membantu, begitu juga dengan istirahat dan obat-obatan pereda nyeri.

Asma Dapat Menyebabkan Nyeri Dada

Asma sering kali dimulai pada masa kanak-kanak, tetapi dapat menyerang orang dari segala usia. Asma yang dipicu oleh olahraga dapat menimbulkan rasa sakit dalam bentuk sesak atau sensasi tertekan. Namun, jangan biarkan hal ini menghalangi Anda untuk berolahraga. Aktivitas fisik justru akan membantu Anda dalam jangka panjang. Untuk mempelajari cara berolahraga yang aman, bicarakan dengan dokter Anda.

Penyakit refluks gastroesofagus dapat kambuh karena berolahraga

Jika Anda menderita penyakit refluks gastroesofagus (GERD), perhatikan waktu makan Anda. Berolahraga terlalu cepat dapat memperparahnya. Isi lambung akan kembali naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar. Rasa panasnya bisa sangat parah hingga menimbulkan rasa sakit. Agar tetap bugar dengan penyakit refluks gastroesofagus, ikuti perintah dokter Anda dan minum obat sesuai petunjuk. Hindari makanan yang memperburuk penyakit refluks gastroesofagus, berhenti merokok, dan batasi alkohol.

Sebelum memulai program olahraga yang intens, kunjungi dokter. Baik remaja maupun orang dewasa dapat memperoleh manfaat dari pemeriksaan dan tes jantung. Dengan cara ini, kelainan apa pun dapat diketahui lebih awal.